Minggu, 26 Januari 2014

makalah lumut tanduk





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut. Bryophyta terbagi dalam 3 golongan yaitu: Lumut hati, lumut daun dan lumut tanduk.
Dalam makalah ini kami akan mencoba membahas mengenai lumut tanduk. Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies. Genus yang paling dikenal ialah Anthoceros, dan spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di tepi sungai atau danau dan acapkali disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh utama adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat. Sel-selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup pirenoid, yang diduga ada persamaan dengan pirenoid algae tertentu. Untuk selengkapnya akan dibahas pada Bab II.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kharakteristik Lumut Tanduk?
2. Bagaimana cara perkembangbiakan Lumut Tanduk?
3. Apa Peran Lumut tanduk dalam Kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kharakteristik Lumut Tanduk.
2. Untuk mengetahui siklus hidup Lumut Tanduk.
3. Untuk mengetahui peran Lumut Tanduk dalam kehidupan sehari-hari.
 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengenal  Lumut Tanduk
            Lumut tanduk atau disebut juga Anthocerotopsida adalah anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Tumbuhan ini biasa hidup melekat di atas tanah dengan perantara rizoidnya. Lumut tanduk mempunyai talus yang sederhana dan hanya memiliki satu kloroplas pada tiap selnya. Pada bagian bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup. Lumut ini dikatakan lumut tanduk karena sporofit lumut tanduk mempunyai sporofit memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit.[1]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOi6ygG5-QM3iM6EpsA2_EqE8z1_IqPwYJDGSje6eeg5PnhyphenhyphenJQWDIR96jYKN03_7C6mUSkfVxnzfZMVRx-eUWKxTgVDxh-zOnACjxpybDY_BIhLO4xRoPzabIA6f-X5c8pK7Q2rwiG_pXI/s1600/images+3.jpeg            Perbedaan lumut tanduk dengan lumut hati adalah sporofitnya yang membentuk kapsul memanjang dengan hamparan gametofit seperti karpet yang lebar.[2] Lumut tanduk berdasarkan asam nukleatnya memiliki kekerabatan hubungan yang dekat dengan tumbuhan berpembuluh (trakeofita/tumbuhan vaskuler).




 gb. Sporofit pada Lumut tanduk
Lumut ini sering dijumpai di tepi-tepi sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau lembab.


2.2 Kharakteristik Lumut Tanduk
Tubuh utama lumut tanduk adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat. Sel-selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup pirenoid, yang diduga ada persamaan dengan pirenoid algae tertentu. Sporofit biasanya kapsul berbentuk silinder yang berbentuk bulir dengan panjang beberapa sentimeter, dan kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas arah ke bawah sebagai kaki, suatu organ yang melekat dan menyerap, terbena  dalam-dalam di dalam jaringan talusnya. Dalam beberapa segi, struktur kapsul Anthoceros menyerupai kapsul lumut sejati.
Stuktur kapsul Anthoceros dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan lumut, suatu kondisi yang dianggap sebagai suatu contoh untuk evolusi konvergen. Irisan melintang melalui kapsul menunjukan kelompok sel-sel steril, yaitu kolumnela, di tengah-tengah. Sekeliling kolumner terdapat silinder berongga yang berisi elater dan tetrad spora-spora. Kedua struktur ini secara vertical memanjang ke seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlindung oleh epidermis diselingi oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh. Adanya kloroplas dalam sel-sel daerah steril tadi menyebabkan sporofit matang hampir seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan makanan, meskipun masih memerlukan air dan mineral dari gametofit.
Gametofit mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, tidak ada percabangan menggarpu, tumbuh melekat pada tanah dengan riziod.[3] Susunan talusnya masih sederhana. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar, hingga mengingatkan kita pada koloroplas sel-sel gangang. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolumela itu diselubungi oleh jaringan yang akan mengasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamakan elatera.
2.3 Cara Perkembangbiakan Lumut Tanduk
            Lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). fase sporofit dan fase gametofit terjadi secara bergiliran. Perkembangbiakan secara seksual, dengan membentuk arteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi 2 sel dengan satu dinding pisah melintang. Sel yang diatas terus membelah yang merupakan sporogonium, diikuti juga oleh sel bagian bawah yang membelah terus-menerus membentuk kaki sporogonium. Bagi sporogonium kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogonium masak akan pecah seperti buah polongan, menghasilkan jaringan terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolumela ini diselubungi oleh jaringan yang kemudian akan menghasilkan spora, yang disebut arkespora. secara aseksual dengan pembentukan spora, fragmentasi, pembentukan kuncup.
538px-Hornwort_life_cicle_svg_diagram
            Gb. Perkembangbiakan lumut tanduk secara seksual
2.4 Klasifikasi Lumut Tanduk
Anthocerotae terdiri dari satu bangsa yaitu Anthocerotales, suku Anthocerotaceae dan genus yaitu Anthoceros dan Notothylus.[4]
·         Genus Anthoceros
ciri-cirinya :
a.       Sporogoniumnya panjang, silindris dan tumbuh tegak di permukaan talus.
b.      Bagian pangkal dari sporogonium diselubungi oleh involukrum.
c.       Sel-sel dinding kapsul mengandung kloroplas, dan terdapat stomata.
d.      Di dalam kapsul spora terdapat kolumela.
e.       Contoh spesies dari genus ini adalah : Anthoceros agrestis.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih_d5g8HKbhLgEJK6wgs61ZLM3p96icfXVY4TGi3fS45q7iwzqSOoHVwB9if0fbVnuWULwbHScygbi0PZNTqNN6_AUDWb-Yyxup-WkWcf7F9poxK54hSQ2eKPHVOweS9Gy20SXWmwYeks/s1600/Anthoceros%252Bagrestis.jpg
Gb. Lumut tanduk Anthoceros agrestis.


·         Genus Notothylus
Ciri-cirinya :
  1. Sporogonium pendek, tumbuh horizontal, dan terdapat pada tepi talus.
  2. Dinding kapsul tidak ada sel-sel yang mengandung kloroplas, dan tidak ada stomata.
  3. Ada jenis-jenis yang mempunyai kolumela  tetapi ada juga yang tidak mempunyai kolumela.
  4. Bagian pangkal sporogonium tidak diselubungi involukrum.
  5. Contoh spesies dari genus ini adalah : Notothylas javanica.
picture
Gb. Lumut tanduk Notothylas javanica.

2.5 Peranan Lumut Tanduk dalam Kehidupan Sehari-hari
            Tumbuhan lumut digunakan oleh ilmuwan sebagai model dalam experimen biologi tumbuhan. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air, dan sebagai penyerap polutan.[5] Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya, atau bisa dikatakan sebagai tumbuhan pioner.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
      Dari makalah tesebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Anthocerotae mempunyai sporofit memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit sehingga lumut ini disebut dengan Lumut tanduk.
2.      Gametofitnya menyerupai lumut hati dan menempel ditanah dengan perantara riziod-rizoidnya.
3.      Lumut tanduk hidup di tepi-tepi sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau lembab.
4.      Cara perkembangbiakan lumut tanduk dengan cara Aseksual dan seksual. Cara aseksual dengan pembentukan spora, dan seksualnya dengan membentuk arkegonuim dan anteridium.
5.      Lumut tanduk hanya memiliki satu suku yaitu Antocerotales, dan memiliki dua genus yaitu Antoceros dan Nothotylus.



DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A.Neil. 2010. Biologi. Jakarta : Erlangga
Christopher Taylor. http://taxondiversity.fieldofscience.com/2012/04/ anthocerotophyta.html. diakses pada 9 Desember 2013
Hasnunidah, Neni.  2007.  Buku Ajar Botani Tumbuhan Tingkat Rendah. Lampung : Universitas Lampung
Pratiwi, D.A. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA1. Jakarta : Erlangga





[1] D.A. Pratiwi, Buku penuntun Biologi SMA1. Jakarta, Erlangga, 2004, hlm 129
[2] A. Neil Campbell, Biologi, Jakarta, Erlangga, 2010
[3] Neni Hasnunidah, Buku Ajar Botani Tumbuhan Rendah, Lampung, Universitas Lampung, 2007, hlm.126
[4] Ibid,. hlm 126
[5] D.A. Pratiwi, Opcit., hlm. 129